Rabu, 02 Oktober 2013

Adillah Terhadap Cinta

 
Post kali ini khusus gue persembahkan untuk temen gue yang lagi terserang virus yang selalu sukses bikin orang galau bernama cinta.

Ya, temen gue yang ini lagi jatuh cinta. Entah untuk yang keberapa kalinya, tapi masih kepada orang yang sama. Ya, dia memang setia, atau mungkin gak bisa move on. Hanya dia, hape, dan Tuhan-lah yang tahu.

Pada dasarnya setiap orang diperbolehkan untuk jatuh cinta. Bahkan untuk cinta terlarang sekalipun tidak pernah ada batasan yang jelas. Misalnya jatuh cinta sama kucing tetangga yang udah punya pasangan hidup dan memiliki 2 orang anak yang unyu maksimal. Atau kayak gue yang jatuh cinta sama operator yang tiap pagi rutin ngirimin sms promo. Entah ini termasuk terlarang atau tidak.

Banyak orang yang menjadi terlalu pengecut untuk hanya bisa mencintai tanpa pernah mengungkapkan. Padahal si cinta udah meronta-ronta pengen di lepas dari sudut hati yang gelap dan sumpek. Dia tidak akan pernah tau apa yang ada dalam hati kalian jika kalian tidak pernah menyatakannya. Karena dia cuma manusia biasa yang gak punya kemampuan buat menebak isi hati. Berbeda situasi jika orang yang kalian suka adalah seorang dukun sakti seantero Pulau Komodo atau para personil SMASH yang terang-terangan bilang “I know you so well”

Cinta tidak  pernah menjadikan manusia sebagai sosok pengecut yang selalu bersembunyi di balik perasaan yang dia miliki. Manusialah yang menciptakan pikiran-pikiran negatif terhadap apa yang akan terjadi jika ia mengungkapkan perasaannya.

"kalo aku bilang cinta sama dia, apa aku bakal di terima?”

“kalo aku di tolak gimana? Trus kenapa dia nolak aku ya? Alasan dia apa? Apa jangan-jangan alasan dia nolak aku karena dia bukan manusia sungguhan?”

Men, pikiran macam apa itu? -_-“

Pikiran takut ditolak memang sangat sering menjadi alasan atas ketidakmauan untuk mengungkapkan perasaan. Coba kondisinya kita balik. Bukan laptop/hape kamu yang di balik, tapi maksudnya kita membuat sebuah pikiran bahwa ternyata dia memiliki perasaan yang sama terhadap kamu.

Hanya karena ketakutan yang tak beralasan, akhirnya kalian menggali lubang untuk mengubur perasaan yang kalian ciptakan, tidak hanya untuk perasaan kalian sendiri tapi juga mengubur perasaan dia yang seharusnya bisa dipersatukan. Betapa kamu telah sangat mendzalimi cinta dalam hal ini. Ibarat pepatah, sekali gali dua perasaan terkuburkan.

Cinta memang bisa menunggu, tapi waktu tidak pernah mau menunggu. Siapkah kamu ditinggalkan dia hanya karena ketakutan yang tak pernah nyata wujud dan asalnya? Cobalah untuk adil. Jika kalian berani untuk jatuh cinta, maka beranilah untuk mengungkapkannya.                                                                                                                                                                                                    

3 komentar:

  1. Menurut aku cinta gak perlu diungkapkan kalau ujung-ujungnya bakalan sakit dan menjadi jauh. Biarkan saja berjalan apa adanya, buat apa diungkapkan kalau menebak-nebak saja lebih membuat berbunga-bunga. Kebahagian lebih penting daripada status, ra.

    BalasHapus
  2. diterima atau ditolak itu sudah biasa. yang penting update

    BalasHapus

 

iracialist Template by Ipietoon Cute Blog Design